Selasa, 25 Februari 2014

k e n a n g a n ?

2014.

Awal tahun ini, seorang gadis biasa; berambut kusam agak mirip singa, pipi yang (kalau kata temannya) ditumbuhi stroberi-stroberi kecil hasil dari produktivitas hormonal, (sok) puitis, sering merenung dalam kelas, dan memperhatikan hal-hal kecil ini sudah dirundung duka.

tidak, bukan duka.

bagaimana bisa berduka kalau kamu tahu kamu takkan bisa merubah semuanya denganmeneteskan air mata? bagaimana bisa berduka kalau tak ada bahu yang bisa digunakan untuk bersandar?

gadis biasa ini kehilangan semuanya. seorang figur pencari nafkah yangkini lenyap ke antah berantah. nilai-nilai sempurna yang dahulu terpatri dalam setiap tugas dan ujian yang ia kerjakan dengan keras. dan yang terpenting, lilin yang ia jaga cahayanya selama ini ... seseorang.

semuanya, kini, hanya tinggal kenangan belaka.

tapi, bukankah kenangan diciptakan agar kita senantiasa -entah bagaimana- termotivasi untuk merasakan yang manis? dan menolak yang pahit? bukankah itu adalah fungsi kenangan?

kali ini, sang gadis menyerah pada kenangan, namun ia belum sepenuhnya menerima.

tetapi seperti Achilles yang tercebur di sungai Styx,

atau Dionysus yang memiliki relasi dengan sulur anggur,

mereka berdua memiliki sesuatu untuk berpegangan, dan demikian sang gadis, ia juga tengah mencari pegangan.

di antara lautan kenangan. :)