Selamat pagi.
atau selamat malam.
kapan pun kau membaca ini, izinkan aku meraung tak tahu diuntung,
karena semua asa telah meretih.
mengisik rintih.
Biar kuberitahu, wahai pangeran tanpa nama.
kau telah membawa semua oksigen yang mengudara.
hanya menyisakan harapan kosong
yang tak ubahnya merantai kesetiaan tak kopong.
Bolehkah aku, wahai pangeranku,
walau aku bukan permaisurimu
bahkan bukan selir cantikmu
namun izinkanlah aku
memupuk rasa ini jauh lebih lama
merantai kesetiaan tanpa balasan
entah kapan
hingga sampai kapan.
karena aku adalah takhtamu. menopangmu. tapi hanya mendapatkan kepedulian terendah dari dirimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar