malam ini
kutinggalkan sebaris puisi
pada bantalmu
sebelum kau lelap
sebab aku biasa mendengar dengkurmu
melalui dinding-dinding yang keropos
desahmu, penuh gelisah, air mata yang hening
disusul suara seprai yang kusut masai
karena mimpi buruk itu tak pernah ada yang usai
maka adakah kau temukan
sebaris puisi
pada bantalmu, sebelum kau lelap?
ah, tapi semestinya tak kuharap tinggi-tinggi
kau dan aku pun sadari
bukan aku, atau puisiku
yang kau inginkan
lelap pada bantalmu
yang merindukan sosok lain:
gema masa lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar