Selasa, 03 Januari 2017

H11, 12



Kuharap kamu tidak keberatan aku terus-terusan membuat kata puitis untukmu, meski aku tahu kamu tidak akan pernah semenye diriku. Apa yang kita lalui akhir-akhir ini, semoga itu juga bermakna untukmu. Apapun itu. Bagaimana pun itu. Aku tak tahu. Aku terlalu pengecut untuk memberi ucapan ini untukmu karena lagi-lagi, kau tidak semenye diriku dan aku tidak tahu sampai sebesar mana kamu menghargai puisi, kata-kata puitis, atau prosa. Aku hanya ingin bilang aku senang bermain denganmu! Kau membuat aku bahagia dengan caramu sendiri, meski bagaimana pun aku akan menjadi gadis penuh melankolia (tapi itu urusanku), namun dengan bersamamu, rasa takut itu memang memudar, meski tak pernah benar-benar hilang. Tidak apa-apa. Aku sudah menurunkan definisi bahagiaku.


Tak ada yang romantis dari hubungan kita. Dua anak manusia yang biasa-biasa saja, dengan hubungan yang tak jelas mau dibawa kemana, tapi tak apa, kita masih punya banyak waktu untuk melaluinya, dengan sejumlah karya, sejumlah rencana ... sepercik harapan, bolehkah? Tidak banyak-banyak. Dan tentu saja, selesap rasa. Kalau tentang itu, kita berdua sama-sama tahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar