Kamis, 26 Desember 2019

Pulang


kapan kita tahu kita harus pulang, dan kita memang benar-benar "pulang"?
seperti kata "rumah", bukankah "pulang" punya banyak makna?

pulang bisa dilakukan dengan tetap berjalan, dengan tetap mengembara
bila rumah yang kita bawa adalah diri kita sendiri, dan tidak berwujud bangunan tiga dimensi yang mesti bercokol di satu ruang.
suku dan kelompok adat yang nomadik, kupikir, pulang setiap mereka melangkah.

tapi pulang juga berarti berlabuh, mendarat, menetap di satu tempat, baik tempat yang awal, yang baru, yang lama, yang usang.
ketika manusia banyak yang sudah sedenter, menanamkan penghidupannya di suatu ruang, berikut pola-pola keseharian mereka, pulang menjadi relatif pada suatu tempat.

pendefinisian makna pulang akan terus hidup, dan bergerak, tapi apakah "pulang" yang baru akan mengkhianati "pulang" yang lama?
bagaimana untuk merasa kita pulang, padahal kita merasa tercerabut dari kebebasan, masuk ke dalam sebuah situasi di mana, ya, kita memang pulang, pulang ke keterikatan, ke tanggung jawab tanpa penghargaan akan diri personal, yang sesak dengan ekspektasi, rasa tak percaya diri, dan isolasi?