Kamis, 03 September 2020

Tidak Sehat

Tulisan hari ini singkat saja; karena aku mengetiknya via notes di kamar mandi hotel. Beberapa waktu ini aku sering jatuh sakit, dan macam-macam saja penyakitnya; usus buntu, tifes, kista, dan kini ambeien. Hampir semuanya berada di perut bawah, hal yang sebenarnya sangat kujaga untuk kesehatan reproduksiku kelak. Aku banyak berefleksi, apa salah tubuhku? Tampaknya banyak bergadang tidak juga, aku tahu waktu dan tidurku pun sudah jarang sekali mencapai angka kurang dari 6 jam. Makan buah dan sayur, meskipun tak melimpah ruah, juga masih bisa dikatakan banyak, dan demikian pula minum air putih--aku bisa ganti galon sampai seminggu-10 hari sekali, padahal ini untuk konsumsi satu orang. Aku tidak merokok, minum alkohol, apalagi narkoba. Aku bukan penggila junk food; dan pendapatanku tidak mampu membelinya setiap hari. 


Kalau ada yang patut disalahkan, mungkinkah aku bisa menyalahkan waktu kerjaku yang berjam-jam di depan laptop, atau kesibukanku hingga tak sempat olahraga, atau stressku? Tapi untuk stress, aku merasa cukup bahagia, meskipun posibilitas masa depan kadang mengerdilkan harapanku dan aku sering menangis hampir di setiap malamnya. Atau karena aku kesepian, jauh dari orangtuaku dan punya kekasih yang kutahu hidupnya sudah cukup banyak urusan tanpa harus kujadikan tempat bergantung? Apakah hal itu cukup dahsyat utk menyebabkan malfungsi dalam tubuhku? Masih banyak orang yang gaya hidupnya lebih berantakan dari diriku, dan aku seringkali jadi merasa Semesta tidak adil untuk membiarkan aku jatuh sakit, di saat aku sudah berhati-hati. Konsekuensinya, suntik, obat, dan darah kini jadi hal biasa bagiku. Demikian pula rumah sakit. Demikian pula rasa sendiri yang menyergapku ketika aku menghadapi dokter dan konter obat sendirian. 


Kini, setelah pernah mengecap beberapa penyakit yang membuatku lemah, aku begitu takut bila menerima gejala pusing, panas, atau nyeri tanpa sebab. Dan orang-orang masih bilang "Jangan terlalu cemas." Kubilang dalam hati, silakan gantikan posisiku dan lihat apakah kalian semua masih bisa mengantakan hal yang sama. Sakit membuat kita pesimis, dan hal itu benar adanya. Aku sampai ragu aku akan berusia panjang. 


Aku hanya berdoa, semoga ini hanya terjadi pada tahun ini, dan begitu aku selesai mengatasi masalah sakitnya satu per satu, lantas bisa mengubah hal-hal dalam keseharianku, aku bisa kembali pulih dan tahun depan bisa  terbebas dari kunjungan rumah sakit untuk berobat. Dan doaku yang lebih panjang, adalah apa yang memotivasiku selama ini untuk berhenti merokok, untuk tetap sehat, untuk menghentikan stressku: semoga tubuh ini akan cukup sehat untuk melahirkan keturunan yang juga sehat.


Teman-teman, doakan Shabia terus sehat, ya! (Dan doakan aku gak cepat mati, lol)