Jumat, 03 April 2015

Puisi dari Mereka (yang saya simpan)

Spasi
oleh Dee Lestari

Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?
Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tidak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.
Napas akan melega dengan sepasang paru-paru yang tak dibagi. Darah mengalir deras dengan jantung yang tidak dipakai dua kali. Jiwa tidaklah dibelah, tapi bersua dengan jiwa lain yang searah. Jadi jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang. Mari berkelana dengan rapat tapi tak dibebat. Janganlah saling membendung apabila tak ingin tersandung.
Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring dan bukan digiring.

Jangan Lagi Engkau Berdiri
oleh Goenawan Muhammad

Jangan lagi Engkau berdiri
di jendela-jendela sunyi & kelam kali 
jangan lagi engkau tak mengerti
Sajak apakah yang tinggal sendiri

Sajak yang ada mendengar bumi, bumi yang letih
Sajak ada yang mendengar hidup, hidup yang menagih
Sajak ada yang melihat abad, abad yang bersih
Bagaikan bulan yang timbul: memutih putih

(1963)

Rupanya Kita
oleh Sapardi Djoko Damono

Rupanya kita yang harus menjawab
suara itu. Tetapi bukankah hanya suara dingin
yang bergoyang di bawah lindap langit
bukankah hanya selembar daun yang putus, ke bumi

Bukankah hanya nafas kita sendiri. Rupanya kita
yang masih harus menyebut sebuah nama
di suatu tempat pada suatu waktu
tetapi adakah kita kenal bahasa itu

(sebuah kutipan dari Salwa, kepada Amba)
oleh Laksmi Pamuntjak

Ada sesuatu padamu, pada wanita dewasa & kanak-kanak dalam dirimu, pada mata dan mulutmu, yang sedarimula kutahu cepat meradang tapi juga menyimpan keindahan. 
Kau membuatku merasa berguna. Dan karena itulah aku merasa aman bersamamu.

Kwatrin
oleh Sapardi Djoko Damono

Semalam suntuk suara nafasmu merayap di dinding lalu terjatuh satu demi satu di lantai
Pagi hari kau bangun dan tercium olehmu bau yang mengingatkanmu akan sesuatu yang kini sudah bukan lagi milikmu.
Kau buka jendela
Cahaya matahari meloncat ke dalam dan nampak olehmu seperti ada yang satu demi satu bangkit dari lantai menjelma semacam gas namun kau masih dengar engahnya mendaki
Berkas-berkas sinar matahari

(kutipan dari seorang malaikat kepada Rehan Raujana)
oleh Tere Liye

Kalau Tuhan menginginkannya terjadi, maka sebuah kejadian pasti akan terjadi, tidak peduli seluruh isi langit bumi bersekutu menggagalkan. Sebaliknya, kalau Tuhan tidak menginginkannya, maka sebuah kejadian niscaya tidak akan terjadi, tidak peduli seluruh isi langit-bumi bersekutu melaksanakannya. 



... puisi selalu menyajikan tempat untuk berefleksi, di saat kita butuh untuk mengubur diri, atau sekedar terbenam dalam hiburan sunyi. :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar