Rabu, 24 Agustus 2022

Cecak di Kamarku

setidaknya ada sekitar tiga cecak di kamarku, dengan karakter yang berbeda-beda. 

yang satu badannya besar. jarang muncul. teritorinya berada di belakang lemari dan ia hanya akan nongol pada waktu-waktu yang nokturnal: di atas pukul 22.00, di saat ia pikir aku sudah tidur, padahal belum. cecak yang ini tampaknya adalah tipikal cecak jantan yang demen memelihara karakter misterius karena sebentar-sebentar ia undur diri ke kerajaannya di belakang lemari. sebentar-sebentar muncul lagi. lalu mundur lagi. haduh, capek. beberapa bulan yang lalu, saat aku setengah mengantuk, tampaknya aku mendengar dia kawin, barangkali dengan cecak betina yang menghuni kamar mandiku (yang sering jatuh menimpaku). cecak ini maskulin sekali kalau kubilang. 

yang satu lagi badannya sedang, paling percaya diri dan nomaden. cecak yang ini tinggal di dekat koperku yang warnanya merah muda, wilayah yang mungkin paling hangat di antara furnitur-furnitur lain di kamarku. wilayah jelajahnya luas dan ia melintas cepat sekali, dari koper sampai ke kamar luar, barangkali ia suka menaklukan aneka topografi (tebing koper, gurun pasir [re: tikar lampit-ku yang kubeli dari kalimantan selatan], dan lumpur penghisap alias kesetku yang pating kriwil dan bisa membuat seekor cecak belibet di sana). cecak yang ini agak sulit ditelaah karakternya karena ia begitu merkurial, tapi satu hal yang pasti: ia suka petualangan.

cecak yang paling kecil adalah favoritku. sampai sekarang aku tak tahu asal muasalnya di mana, tapi ia sering menunjukkan diri di tempat-tempat yang justru paling sering kuhuni. pernah satu kali membuatku jantungan karena melintasi jempolku (aku pikir dia kecoak), pernah satu kali melintas di belakang laptopku saat aku sedang kerja di dekat jendela. seperti cecak kedua, ia juga percaya diri, tapi basis percaya dirinya lebih dilandasi pada karakter berani mengambil risiko. mungkin juga ia ramah, karena sesekali kuyakin ia melirik dengan mata hitamnya yang tidak ada iris ataupun kornea. seperti mereka-reka apa reaksi yang akan kuberikan kalau dia melengos saja melewati aku yang sedang memerhatikannya. tampaknya ia juga jenaka, karena suka bikin aku kaget. tapi cecak ketiga ini buat aku sayang padanya, dan kadang menunggu saat-saat kemunculannya.

aku belum pernah melihat ketiga cecak ini berinteraksi satu sama lain, meskipun aku tak yakin juga apakah jadi sifat cecak untuk berkolektif dan saling bahu-membahu. bagaimanapun aku tak pernah baca di literatur manapun bahwa cecak adalah makhluk sosial. atau bikin koperasi atau komunitas. aku cuma sering lihat mereka sama-sama kalau mau kawin, mau makan nyamuk, atau kalau kebetulan lagi sama-sama mau jalan-jalan saja. sepertinya cecak adalah makhluk yang soliter dan bodo amat: sifat yang kuinginkan tumbuh di diriku.

cecak di kamarku barangkali tidak tahu aku siapa, atau aktivitasku seperti apa. kalau mereka punya nama, aku juga tidak terlalu paham bahasa mereka sampai bisa berkenalan dan mengetahui nama mereka siapa.

tapi aku ingin jadi cecak di kamarku. terutama cecak yang ketiga. cecak kecil mungil yang sering lewat di mejaku tanpa tedeng aling-aling, izinkan aku berguru padamu, ya, boleh gak kira-kira?




Tidak ada komentar:

Posting Komentar