Jumat, 18 November 2016

Dari Kerabat hingga Kota yang Hebat: A Trip to Surabaya

"Surabaya, Surabaya, oh Surabaya...
... kota kenangan, kota kenangan, takkan terlupa .."

Meski saya tak berjumpa siapa-siapa di sana kecuali sahabat-sahabat baru yang sangat baik dan memberikan saya banyak pengalaman,  pelajaran, saya setuju: setiap kota indah, punya kekhasan masing-masing, dan ingatannya akan lebih lekang dalam sebuah lagu. Untuk kali ini, saya akan selalu terngiang lagu Surabaya versi Dara Puspita ketika saya teringat akan kota kenangan ini.

Oke... mari kita mulai kisahnya. Jadi, saya berkesempatan ke Surabaya untuk acara Sarasehan Jaringan Kekerabatan Antropologi Indonesia (JKAI). Acara yang sangat menarik, karena saya banyak berjumpa banyak teman-teman dari seluruh kota di Indonesia dari jurusan antropologi! Kami bersebelas: Alwan, Rugun, Ana, Okta, Liesta, Juan, Anggia, Ocal, Adi, dan Mujahid menjadi delegasi dalam acara ini. Kami berangkat dari Jogja pada hari Minggu, 6 November dan sampai di Surabaya Gubeng pukul 15.00, kemudian langsung bertemu Bayoghanta dan diajak halan-halan ke Universitas Airlangga.

Di Surabaya, kami berproses selama 7 hari penuh, walaupun rombongan Rugun, Muji, Liesta, Anggia, dan Juan harus pulang duluan pada hari Jumat. Agenda kami memang banyak terbuang untuk kongres, tapi kami melewati berbagai pengalaman menarik dan pemuasan gizi di sini. Mungkin karena saya lagi malas ngetik dan dua pos sebelumnya panjang-panjang semua jadi pembaca pasti bakal bosen ngeliat rentetan kata, saya akan sedikit curhat-curhat aja ya soal Surabaya!


Intinya, ketika baru sampai di Surabaya, saya dan anak yang bukan dari Surabaya adalah yang cukup banyak plonga-plongo, karena Surabaya 11 12 sama Jakarta tapiiii jalannya lebi lowong :) gak macet :) dan orang-orangnya pakai bahasa Jawa :) ada Bakmi A-Fung, Carl's Junior, dan mall-nya kayak Kelapa Gading, namanya Tunjungan Plaza, ada lima jilid. 


Kami diinapkan pada sebuah wisma bernama Islamic Center dan kamarnya enak, kasurnya tingkat, saya pun mendapatkan inspirasi untuk beli kasur tingkat nanti kalau dah punya rumah sendiri. Kami digabung dengan delegasi dari UB, alhasil langsung kenalan aja deh kita sama Vili, gadis Ambon yang ekspresif sekali dan Kak Ifa yang kalo lepas jilbab seksi (hehe).


Jadwalnya asik-asik. Hari pertama kita langsung diajak jalan-jalan ke Museum Kesehatan dr. Adhyatma atau lebih terkenal dengan Museum Kesehatan Surabaya. Isinya menarik banget! Karena membahas biokultur dan pengobatan di Indonesia sampai seluruh dunia, di museum ini sampai terbagi tiga segmen: kesehatan kultural, kesehatan alat-alat, dan kesehatan...... saya lupa. Di hari kedua sampai kelima, kami cuma kongres, kongres, kongres, dan kongres, 3 x 24 jam, Bro. Tapi AD/ART selesai dan Sekjen pun terpilih.  Pada hari Sabtu ketika hampir seluruh acara selesai, delegasi UGM dengan cueknya melanglang buana ke Situs Trowulan, tapi malah kejebak 6 jam di perjalanan karena ada jalan sehat 10.000 orang dan kami kelempar sampai ke Jombang (wakaka). Alhasil, kami gak ikut inisiasi deh :( Belum sampai di situ saja, hari Minggu kami nekat ke Madura, ke pantai, lalu balik ke Surabaya, ke Jalan Gula niatnya mau cari kota tuanya Surabaya. Eh, salah alamat :( jalan gula isinya gedung-gedung tua, tapi bukan yang monumental. Saya sendiri sedih karena gak sempat ke Hotel Yamato. sekarang namanya Hotel Majapahit, yang fenomenal itu. Candi Jalatunda juga harus luput, padahal sejak saya baca buku Manjali dan Cakrabirawa-nya Ayu Utami, saya pengeeeen banget ke sana.


Sebenarnya kalau ditanya, delegasi UGM ini kerjaannya jalan-jalan mulu, sih. Kita juga ke Toko Es Krim Zangrandi yang jual es krim enak, lalu ke C2O perpus yang oke banget, ke Carl's Jr, dan selalu beli makanan dan cemilan yang lebih banyak dari delegasi lainnya. 


Delegasi UGM!
kI-Ka: Muji, Alwan, Okta, Anggia, Shabia, Liesta, Ana, Rugun. Yang motoin Jvan



di Surabaya, emperannya cukup estetik dan ngingetin saya di sudut kota bagian Jakarta Pusat arah Utara. Pacenongan apa ya atau apa saya lupa. Yang jelas, banyak pedagang buah sampai majalah. Itu idung Juan. 


MUSEUM KESEHATAN! 


Herbarium, yang menurut saya menarik sekali.


Komodifikasi atau Inovasi?


foto aura tipe 3000 sebagai objek seluruh tubuh. Bapaknya sangat psychedelic jadi mi luvs 
Anggia dan proses penyunatan
kalau ini, Museum Etnografi Antro Unair.

koleksinya oke punya (thumbs up!)


i found many good books here. liek Bebetei Uma aja ada,
terus di rak penyewaan ada buku Centhini............ hu.

DVDNYA KENAPA BAGUS BETUL. ada mustache and beard dan silampukau.

sebuah cinta kasih bernama C2O 

Pantai Siring Kemuning :)

Jalan Gula, ini ada area pasar pagarnya berkarat tp estetik.
In frame: Ana


Masih di Jalan Gula.
In frame: Okta

Kugy?

Alwan dan Candi Brahu. Indah, indah, indah sekali! (candinya, bukan Alwannya)

Sisi lain dari Siring Kemuning.

Anak-anak, bermain.

Ada satu cerita yang pengen saya bagikan di sini. Saya jadi sayang sama Surabaya, soalnya banyak menemukan orang-orang inspiratif dan mereka semua mendalami ilmu antropologi. Dan banyak orang-orang hebat, pemikirannya prok prok banget pokoknya. Saya kenalan sama Gus Adhi (nama dia Ida Bagus Adhi, keturunan Brahmana) dan dia banyak menjelaskan ke saya soal tradisi di Bali, upacara-upacara, dan keinginan dia untuk mendalami post-modernisme. Saya juga ketemu Pace, yang sudah menginspirasi saya. Di hari di mana tiap delegasi maju presentasi makalah biokulturalnya, di akhir power point Pace, ia melampirkan gambar bendera Free West Papua. Saat punya kesempatan ngobrol sama dia, ternyata Pace baik sekali (awalnya saya kira Pace galak -- sebuah stigma yang tidak bagus, sebenarnya). Pace banyak menjelaskan tentang situasi di Papua, banyak nanya sama saya kebijakan apa yang patut menurut perspektif saya sebagai orang Indonesia dan dia juga bilang bahwa pendidikan memang sangat diperlukan. 

"Pergilah ke Papua," katanya. Saya langsung berkaca-kaca. "Pasti, Pace ... pasti." karena saya sendiri memang sangat ingin membaktikan diri untuk anak-anak yang membutuhkan saya sebagai Bu Guru :")

Di malam itu, Pace menyalakan lilin di hati saya yang mungkin sudah agak padam.

Selain Pace, ada juga Bang Hafis dan Bang Ade dari Andalas, yang banyak menjelaskan saya soal daerah asal masing-masing plus areal tempat mereka biasa melakukan etnografi, yakni tentang Minangkabau dan Mentawai. Ternyata mengambil antropologi memang banyak manfaatnya :-)



Saya dan Gus Adhi
KERABAAAAAT! love



makan es potong sebelum panas2an




Saya dan Pace :)


saya dan Alvon

DAN TIM TRAJET-nya ADI!
makasih untuk semuanya ya gengs i really had fun with y'all!


Selain itu, saya jadi banyak bercita-cita: 
Pertama, saya akan beli kasur tingkat sewaktu saya hidup bersama keluarga saya nanti. Banyak inspirasi muncul kalau tidur di atas. Kedua, saya akan bikin perpustakaan, saya akan mengumpulkan buku-buku dan mengarsipkan pelbagai surat cinta dari berbagai penulis serta perasa. Dan ketiga, saya menemukan keindahan sastra di atas kereta. Bahwa hidup bisa saja indah begitu saja, terima kasih Surabaya. :D




1 komentar: